Kamis, 03 Januari 2013
Tragedi jebolnya bendungan diawal 2013
Pagi ini, setelah aku terbangun dari tidur setelah subuh dan sahur, aku digembirakan dengan 6 sms yang masuk. Aku kira pagi-pagiku selanjutnya tidak akan ada sms lagi. Alhamdulillah, hanya saja itu sms dari teman-teman yang isinya jarkom ada dua kuliah pengganti siang ini. Hahaha Alhamdulillah banyak juga ya yang jarkom.
Hari ini aku mandi lebih awal dari biasanya, hasrat ingin mencuci bajupun timbul dengan semangat menggebu-gebu. Selalu ingat kata orang tua bahwa kalo semangat itu lagi ada, lakukan segera. Jangan pernah menunda-nundanya. Akupun akhirnya mencuci baju dan segera menyiapkan diri untuk kuliah. Dengan pakaian rapi dan model kerudung yang agak sedikit berbeda dari biasanya. Aku bercengkrama sebentar dengan teman sekamarku. Itung-itung males nunggu di kampus, masih punya waktu 50 menit lagi. 15 menit berlalu, akupun di kejutkan dengan pertanyaan teman ku yang baru saja masuk ke kamar. "Ki, kamu gak kuliah?" tanyanya sedikit heran. "Kuliah dong, enggak liat apa udah rapi kaya begini?" jawabku dengan nada sedikit naik. "Kan hari ini pake baju PK?" jawabnya polos. "WHAAAAAAAAAAAATTT???". Segera melompat dari tempat tidur, bergegas mencari baju PK bercorak ungu dengan lambang ular di seblah kanan lengan baju. Sempurna, bajunya belum di setrika dengan kinclong.
Mencari bawahan rok hitam dan O My God, jilbab hitampun baru saja dicuci. Alhasil saya pinjam punya teman sekamar dan waktu 15 menit lagi. Bergegas lari dan lagi telat . Yeaaay untung telat berlima.
Sepanjang penyampaian materi kuliah aku sedikit murung kata temen sih. Ntahlah mungkin laper kali ya. Sengaja duduk yang paling depan agar bisa terdengar jelas apa yang disampaikan.
Ada hal aneh ytadi, ketika dosen menceritakan suatu cerita, teman-teman pada tertawa sedangkan saya berusaha keras membendung air mata. Ntahlah apa yang saya pikirkan saat itu, beberapa kali saya memalingkan muka ke bawah agar dosen yang tepat berhadapan dengan saya tidak berkaca di bola mataku.
Sepulangnya saya dari kampus, sepanjang perjalanan teman-teman menceritakan tentang begitu seru liburan mereka. Berbeda dengan saya yang saat itu hanya bisa tersenyum dan mengiyakan saja apa yang mereka bicarakan.
Tiba-tiba salah seorang teman menanyakan " kok, kiki sekarang jadi tambah diem sih?". Lalu saya pun tersenyum dan bilang, "efek puasa nih. Maklum aja ya agak lemes"." yaaaah padahal tadi mau kita traktir lo ki, uadah pecahin aja puasanya" sambil tertawa uacapan tersebut dilontarkan dan hanya kalimat ini yang terlintas "ya udah, mungkin belum rejeki saya".
Setibanya di kosan, kamar kosong. Mulai deh bakalan sendiri lagi, ntah lagi-lagi kenapa bendungan itu jebol. Masih dengan seragam ungu, menghapus aliran itu menggunakan ujung tangan. Basah dan sampai muka perih. Akupun menyegerakan mengambil wudhu, beristighfar lebih banyak dari baiasanya, berdo'a lebih panjang dari biasanya dan membaca Al-Qur'an lebih dari biasanya. Sedikit relax, mendengarkan musik, dan ku pegang buku fisiologi hewanku. Mengingat besok akan ada Ujian Praktik. Akupun tertidur dan sadar ketika teman-temanku sudah pulang, hanya diam, beberapa pertanyaan dan lelucon mereka lontarkan kepadaku. Lagi-lagi aku merasa lemas dan hanya mampu mangiyakan sembari melemparkan senyum kecil. "Ki, tumben kok kamu lemes banget, biasanya yang paling ceria". Lagi-lagi aku hanya mampu menjawab "efek puasa kayanya".
Asharpun datang, segera wudhu-sholat-zikir-ngaji. Saya kira mereka akan menemani saya, dan lagi-lagi selepas ashar pun saya sendiri lagi. Dan laginya aku menjebolkan bendungan itu. Ntah sudar berapa kali aku bolak-balik dari meja ke tempat tidur dan kotak sampah hanya untuk mengambil dan membuang sampah tissue.
Hingga akhirnya Magrib pun datang, 10 menit sebelumnya aku memaksakan diri untuk membeli makanan untuk berbuka. Awalnya sempat punya pikiran untuk tidak makan saja. Namun sama saja saya menjilat ludah sendiri atas apa yang pernah saya ucapkan bahwa makan itu sangat penting.
Berusaha menikmati makanan sendirian di kamar kosan, tiba-tiba teman dari kamar atas datang. Tidak dapat kusembunyikan, mata masih berlinang. Malang kali nasibku ini, bendungan jebolpun ketauan.
Kembali sholat-zikir-ngaji. Dan lagi-lagi ada saja hal membuat doaku begitu deras membajiri mukenah yang baru saja aku cuci. Ketika itu ada teman yang berbeda dari kamar atas masuk kekamar. Oh betapa malunya aku dengan mata merah, memegang Al-Qur'an. Dengan senyam-senyum terbirit-birit dia meninggali kamarku.
Hingga sebelum aku menulis ini, bendungan itu jebol kembali, ntahlah akupun lupa untuk hari ini saja sudah berapa kali aku menjebolkan bendungan itu. Tak tau apa yang harus aku jawab esok pagi.
Aku tersiksa dengan keputusanku sendiri, aku menyiksa batinku dengan caraku. Aku membenci kehidupan ku yang sekarang. Murung gak jelas, menghemat omongan, Aku BENCI dengan kehiduoanku diawal tahun ini. Apa yang membuatku sperti ini. Masalah bukan bersumber dari satu akar, ada-ada saja yang dapat mengakarkan suatu masalah. Aku bingung, ini UAS pertama ku di kuliah.Tapi aku menghancurkannya sendiri. Aku merasa terenyak dengan apa yang aku putuskan.
Seharusnya aku tau kemampuanku, tapi nasi telah menjadi bubur ki. Terima dan syukuri.
Berharap tidak akan ada bendungan yang terbentuk lagi, apalagi jebolnya bendungan. Barusan teman datang lagi dan bilang "kiki tumben yah lemes banget?" Please aku bosan dengan pernyataan seperti itu untuk hari ini. Aku baik-baik saja, Fine. Tidak ada yang berubah. Hanya lagi melatih batin agar kuat melepaskan apa yang sudah menjadi kebiasaan. Kuatkan aku sekuat-kuatnya batin manusia.
Apa yang dapat menyelesaikan siksaan ini?
APA???
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar