Rabu, 02 Januari 2013
Cerita Cinta Penuh Warna I
Ini kisah tentang ketiga saudaraku. Nyata dan nonfiksi.
Mungkin aku terlihat aneh ketika kami berkumpul. Saya selalu merasa sendiri dikala keluarga besar menyatu. Bagaimana tidak aku dilahirkan 15 tahun berkelang dengan kakakku. Artinya ketika kami berkumpul, hanya aku yang belum memiliki keluarga (eeettts bukan maksud ingin segera nikah ).
Awalnya saya mengira bahwa saya ini anak pungut kali ya, melihat dari kondisi keluarga saya yang aneh aja. Mereka pada kuliah sedangkan saya masih bersekolah dasar. Jarak ketiga saudara-saudaraku pun tidak berbeda jauh mulai dari 4 tahun dan 2 tahun. sedangkan saya???? 15 TAHUN. Pernah saya menanyakan hal ini kepada orang tua saya, hahah katanya saya dulu lahirnya heboh. seluruh tetangga mengantarkan orang tua saya ke rumah sakit umum satu-satunya di kota saya. Disana saya ditangani oleh 2 dokter dan 3 bidan. Saya mengeluarkan diri dari rahim dengan menyungsang, kondisi tali pusar yang meliliti leher dan hanya satu kaki yang saya keluarkan. Hingga akhirnya dokter mengatakan salah satu ada yang meninggal. Namun bapak saya saat itu tidak penah berputus asa, lalu dokter menyarankan untuk dilarikan kerumah sakit yang lebih besar yang terletak di ibu kota provinsi untuk di sesar. Pada saat itu Bapak sudah menanda tangani seluruh surat yang menyatakan bersedia di sesarlah, atau siap menerima kejadian apapun dilapangan termasuk kematian salah satu dari kami. Namun ketika ambulan telah siap mengantarkan kami dan taraaaa saya pun keluar dari cervix. Saya yakin 100% banyak air mata yang berlinang saat itu.
Alhamdulillah ku panjatkan hingga detik ini.
Kembali ke topik, sebenarnya saya sangat merindukan dimana ketika kakak-kakakku secara bergantian memberi nasehat, mengajarkan banyak hal, dan semua apa yang aku butuhkan di masa kecil itu ada.
Tapi sekarang???? serasa anak tunggal sih kadang-kadang. Namanya juga hidup harus di syukurilah.
Sebenarnya saya disini ingin menceritakan kisah perjalanan cinta (ceeeiiileeehhh..hahaha) saudara-saudaraku yang berbeda-beda.
Baiklah pertama dia kakak sulungku, namanya Akbar. Seorang yang paing mandiri diantara kami bertiga. Paling bijaksana dan dewasa sangat. Tubuhnya cungkring yang melambangkan kegigihannya dalam bekerja. Jaman dulu, jaman jadul bahasa kerennya. Dia pernah bekerja di pulau Bangka Belitung. Hampir berapa tahun dia mengabdi disana. Hingga akhirnya dia jatuh cinta pada keturunan cina di pulau itu. Sempat sama-sama berkomitmen namun lambat laun komitmen kakakku terhadap wanita itu pudar karena mengingat komitmen awal dia yang tidak ingin berlaru-larut tinggal di pulau itu. Hingga suatu ketika dia diterima bekerja di kantor kelurahan Karang Anyar Palembang. Biasa hubungan ke RT-RT mah rutinitas. Keseringan itu yang membuat dia menjadi tambah sering ke rumah salah satu RT, ntah dengan alasan apapun dan ternyata si Pak RT memiliki seorang anak gadis satu-satunya. Setelah alasan seringnya dia kerumah tuh RT makanya Pak RT mulai jaga jarak sama dia. Tapi kakakku tidak begitu saja menyerah, mulai dari diusir sampe dimaki-makipun dia ga pernah jera buat kembali datang ke rumah tuh RT. Dan ternyata yang menyerah itu Pak RT nya. Dan di perbolehkanlah kakakku untuk mengenal lebih dekat anak perempuan satu-satunya Pak RT.
Waktu berjalan begitu saja, mereka semakin dekat dan akhirnya menikahlah. Setelah itu baru taulah kalau si kakak iparku ini meninggalkan pacarnya ketika dilamar kakakku. Hahaha bukti kalo berpacaran lama-lama itu belum tentu jodoh. Sekarang mereka tinggal satu kota dengan orang tua ku. Boleh saya bilang dia cukup sukses membangun rumah tangga.
Bersambung...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar