Selasa, 19 Maret 2013

Pantai Trikora

Perjalanan ditempuh kira-kira dua jam dari kota Tanjung Pinang. Itupun saya mengendarai motor dengan begitu lambannya. Mengingat saya baru kali pertamanya menempuh medan menuju pantai yang paling digemari pelancong lokal.
Rute yang cukup melelahkan, melewati padatnya kota Tanjung Pinang dengan segala kemacetan di lampu merah. Atau bahkan keadaan jalan yang tidak saya sukai. Naik turunnya yang membuat saya harus rutin memainkan gigi motor ditambah dengan cuaca yang begitu menyengat. Pantai ini terletak di Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, sekitar 45 kilometer arah timur Kota Tanjungpinang. jalanan yang mulus membuat saya merasakan kenyamanan. Pepohonan yang tinggi membuat suasana menjadi adem ayem seeeerrrh dah.
Saya merasakan sensasi kampung halaman, tanaman karet yang menyapaku disepanjang jalan. Memasuki daerah perkampungan saya melihat banyak lampion-lampion yang menggatung disepanjang jalan. Mengguntai indah, warnah merah memberikan kesan yang penuh dengan keceriaan. Seperti penduduk kampung itu mungkin. Melambangkan mayoritas agama yang dianut diperkampungan itu adalah konguchu. Klenteng-klenteng tampak ramai saat itu. Ntah lah akupun kurang memahami tentang apa yang mereka lakukan. Melanjutkan perjalan menuju pesisir pantai, bau khas dari ikan mulai mengusik, mengajak berdansa silia olfaktori ku. Yah, tentunya bau itu berasal dari kapal-kapal nelayan yang sedang bertengger di bibir muara sungai tapat di bawah tempat dimana saya melintaskan ban motor.
Melajukan motor dengan menikkan kecepatan menandakan saya bahwa saya sudah tidak sabar ingin segera menemui bibir pantai nan seksi itu. Tulisan selamat datang di kawasan wisata pun membuat saya semakin bersemangat. Ditambah dengan suguhan pemandangan jajaran pohon kelapa yang membuat saya terkagum-kagum. Saya yakin Anda pasti akan sependapat dengan saya. Berpikir sejenak, mengandai-andaikan bagaimana masnyarakat di sini mengelolah hasil alam yang melimpah ini. Saya rasa es kelapa muda disini tidak begitu laku. Ataupun kalau laku pasti dijual dengan harga yang relatif lebih murah dari pada di daerah yang tidak memiliki pohon kelapa sebanyak mereka.
Memauki kawasan Pantai Trikora satu, bentangan lautan tidak begitu jauh jaraknya dari jalanan tempat dimana biasa dilalui pelancong. sehingga pemanjaan mata yang diberikan alam Trikora ini melemaskan tangan saya untuk menahan ga motor. Resort-resort yang bertebaran sepanjang pantai sepertinya hari ini cukup ramai dikunjungi. Duduk-duduk santai para penikmat alam itu membuat kaki kiri saya sedikit menekan ke bawah. Kalau saja saya tidak dipandu kakak, mungkin saya akan berhenti sejenak untuk sekedar berfoto ria disana.
Melanjutkan perjalanan dengan jarak tempuh sekitar 3 - 5 menit tidak begitu membosankan. Di Trikora 2 tidah begitu banyak yang mebuat saya terkesan. Mungkin karena saya terlebih dahulu telah dijanjikan dengan pemandangan yang lebih dari itu.
Tanjakan yang tinggi dan tidak bisa dikendarai dengan gigi 2, membuat energi saya sedikit terkuras. Tidak masalah, dibalik bukit itu hamparan pantai yang ditancapi oleh bebatuan yang ukurannya sangat-sangat besar. Mengingatkan saya dengan film "Lakar Pelangi". Tempat berfoto paling indah yang pernah saya temui sebulan belakangan ini. Konon katanya di Pantai Trikora Tiga inilah yang banyak memakan korban. Stidaknya 3 korban dalam setahun.
Sedikit merelakan pergi dari tempat ini, sayapun akhirnya tiba di Pantai Trikora Empat. Ini tempat yang paling digemari para pelancong. Luas pantai yang asyik untuk bermain bola, atau sekedar kumpul bareng bakar-bakaran, dan bahkan tempat untuk bermain air alias nyebur-nyebur adalah tujuan utama ketika mengunjungi Pantai Trikora. Bagi Anda yang ingin beristirahat sejenak ambil menikmati semilir angin pantai, disinilah tempat yang tepat. Selain itu Anda juga bisa menyewa pondok tempat beristirahat makan siang ataupun hanya sekedar untuk bersantai ria menikmati panorama alam yang begitu indahnya. Panduan antara cakrawala panatai yang bibirnya dihias rapi oleh pohon=pohon kelapa. Harga sewa pondok biasanya berkisar antara 25-30 ribu. Bila Anda ingin berenang dnegan menggunakan ban apung, disini juga tersedia tempat penyewaan. Kamar mandi umum yang dihargai 2ribu rupiahpun membuat Anda tidak keasinan lagi. Jikapun Anda ingin membeli buah tangan atau kaos, disini juga tersedia kios-kios yang menjual baju bertuliskan "Trikora Beach" membuktikan bahwa Anda sudah pernah mengunjungi pantai terindah dipulau ini.
Saran, untuk mengunjungi tempat ini tidak ada angkutan umum. Jadi Anda haruss menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa mobil.
24-Jan-13